Beranda

Sabtu, 07 Februari 2015

Tebing Keraton, Lukisan Illahi nan begitu indahnya

          Sabtu pagi ini, bangun pagi seperti biasanya, namun setelah itu ada hal yang tak seperti biasanya, yaitu tidak menyambung mimpi dipagi hari. Setelah bangun segera saya bergegas bersiap-siap untuk pergi. Saya bersama ke tiga orang teman merencanakan pergi ke Tebing Keraton, wisata alam di Bandung yang sedang rame-rame nya di obrolin di media sosial akhir-akhir ini.
           Lewat 30 menit dari jam 7 pagi gedor-gedor pintu kosan temen, menunggu mereka sebentar dan kamipun segera berangkat menuju tempat yang mendapat julukan "Bukit Instagram", karena banyaknya para Instagramer yang doyan banget ceprat-cepret dan mengupload pemandangan dari atas bukit di daerrah Ciburial tersebut. Seperti minggu pagi biasanya, lalu lintas di Bandung begitu lengang, tidak seperti minggu siang sampai minggu malam yang kembali mendadak-macet karena di penuhi kendaraan dari luar kota yang mau kembali setelah berlibur ria di Kota Kembang. Hanya sekitar 30 menit kami sudah sampai di Dago Atas, lalu belok ke kiri mengambil arah THR Juanda. Setelah pintu masuk THR Juanda kita ke kanan menuju arah Warung bandrek, dan dari warung bandrek kita perlu sedikit perjuangan ekstra karena medan yang begitu curam dan jalan yang kondisinya kurang baik.
          Sekitar hampir 2 kilometer dari Warung Bandrek, kita akan menemui perkampungan pe
nduduk, disitulah Tebing Keraton yang kita tuju. Membayar parkir sebesar 5 ribu rupiah permotor, kemudian kita menuju loket karcis, dan kita harus membayar lagi 10 ribu rupiah per orang untuk masuk ke areal tebing keraton.
           
Jalan menuju lokasi wisata

             Cuaca cukup terik saat kami sampai di Tebing Keraton, karena hari memang sudah cukup siang, juga matahari yang tak malu-malu menampakan sinarnya tanpa ada mendung yang menutupi pancaranya. Namun semangat menikmati keindahan Ciptaan-Nya tak mengurungkan niat kami, tetap bermandikan hangat matahari, kami begitu menikmati segala sajian alam nan indah di depan mata. 

 Suasana Tebing Keraton hari itui, cukup ramai pengunjung walau cuaca cukup terik.

           Tak hanya wisatawan dari sekitar Bandung, wisatawan dari luar kota pun banyak yang menyempatkan berkunjung ke tempat tersebut, pesona "Tebing Instagram" sudah membius banyak orang untuk mengunjunginya, tentunya untuk berselfie ria disana. Untung saja saya tidak begitu menyukai si selpi ini, dan ditambah lagi monopod alias tongsis pun tak punya, jadi Alhamdulillah saya tidak mengikuti demam Selpi ini deh. hehehe....
          
Pemandangan sebelah kiri dari Tebing Keraton
            
           Karena waktu yang cukup siang dengan cuaca yang terik pula, kami tak dapat menikmati Tebing Keraton yang diselimuti kabut, sebagai mana hasil foto yang sedang nge-trend di media sosial, dimana saat pagi, ketika tebing keraton masih diselimuti kabut, maka hasil foto yang didapat seakan-akan kita sedang berada diatas puncak gunung, dengan lapisan kabut dibawah kita. Sepertinya lain kali kami harus berangkat subuh kesininya nih. hehehe....

Pemandangan sebelah kanan dari atas tebing keraton, daerah Maribaya dan sekitarnya.
           Tebing keraton merupakan bentangan tebing vertikal yang memanjang, dengan berbagai macam jenis tumbuhan yang begitu hijau, perpaduan tebing, hutan serta kontur alam pegunungan membuat lokasi ini bagaikan lukisan nan begitu indah yang dilukis oleh keagungan Illahi, yang dapat membawa kita pada suatu rasa yang begitu bahagia saat kita mengunjunginya. Begitulah Tuhan menciptakan alam dan seisinya dengan penuh keindahan didalamnya. 
Tebing vertikal di area Tebing Keraton
       
             Di balik keindahannya, Tebing Keraton menyimpan banyak cerita didalamnya, dari beberapa informasi yang saya baca, menyebutkan bahwa tebing keraton merupakan bagian dari Sesar Lembang, bukit vertikal tersebut merupakan patahan yang terjadi akibat aktivitas vulkanologi Gunung Tangkuban Perahu Purba yang terjadi di masa lalu, dan sampai saat ini, daerah sekitar patahan tersebut, merupakan daerah yang rawan bencana karena dikhawatirkan patahan tersebut akan bergerak sewaktu-waktu, yang dapat menyebabkan gempa dengan kekuatan cukup besar.
             Cerita lainya adalah tentang penyebutan Tebing Keraton untuk nama dari Tebing di Desa Ciburial ini, menurut banyak cerita, nama Keraton digunakan karena menurut beberapa cerita, tempat tersebut merupakan pusat mahluk halus atau keraton nya mahluk halus, dimana banyak cerita mistis yang beredar tentang tempat tersebut. Namun, lebih bijak jika kita menyikapinya dengan mempercayai bahwa memang mahluk seperti itu ada disekitar kita, namun tak perlu ditakuti atau sebagainya karena kita dan mereka hidup di dimensi ruang dan waktu yang berbeda.

 Sisi kanan Tebing Keraton
            Tak hanya berfoto dari atas tebing, bagi pengunjung yang ingin berfoto lebih "menantang" ada sebuah spot foto yang cukup populer di tebing Keraton ini, yaitu diujung tebing karaton, kemudian melompat pagar pembatas dan turun ke sisi bawah tebing, cara ini sebenarnya cukup berbahaya karena tidak ada pengaman dibawah, dan kita hanya akan berpegangan pada sebuah tali tambang berdiameter 5 cm saat kita akan turun ke bawah. Namun, foto di spot ini begitu menarik perhatian pengunjung dan banyak yang tetap turun kesisi tebing ini untuk sekedar berfoto ria.

Turun ke sisi tebing, hanya berpegangan  pada tali tambang, harus super ekstra sangat hati-hati. :)

Foto dari sisi Tebing, Spot ini jadi begitu favorit, walau cukup ekstrim untuk turun kesini.

              Tebing keraton saat ini sudah mulai dilengkapi dengan berbagai fasilitas, adanya pagar pembatas di bibir tebing, jalan setapak yang sudah dilengkapi paving blok, juga fasilitas toilet yang berada didekat loket masuk. Namun, sayang sungguh disayang, saat kami kesana, fasilitas toilet tersebut tidak dapat digunakan, entah karena apa. Akses menuju lokasi juga masih begitu buruk, dengan kondisi jalan yang cukup terjal, dan kondisi aspal yang sudah mengelupas parah hanya menyisakan tumpukan batu, sangat menyulitkan para pengunjung yang akan menuju lokasi, bahkan bisa sangat membahayakan apabila pengendara kurang pandai mengendalikan kendaraannya. Dengan tarif masuk wisata sebesar 10 ribu rupiah per-orang, fasilitas dan akses menuju lokasi  wisata ini seharusnya sudah bagus atau minimal layak, sehingga pengunjung akan semakin banyak yang berkunjung ke lokasi ini.
 Bernarsis ria
Ngobrol ngalor - ngidul sambil menikmati pemandangan
          Itulah sedikit curhat  cerita saya tentang Bukit Instagram, Tebing Keraton ini, sungguh ciptaan Tuhan yang begitu indah, semoga bisa membuat kepengen yang belum kesini, dan juga membuat pengen kesini lagi bagi yang sudah. hehe.... Semoga bermanfaat, dan mohon maaf bila terdapat kekurangan dan kesalahan. Salam.

1 komentar:

  1. The Emperor Casino: How to win big in online casino slots
    The Emperor 제왕 카지노 Casino is a 5-reel and online slots game which offers a chance to win big as a bonus member and more.

    BalasHapus